Wahai Ukhti….., renungkanlah hal ini…..
Kebahagiaan tetaplah rahasia Ilahi, meskipun ‘sejuta manusia’ menggapai
langit dan menggali bumi, demi kebahagiaan sejati.
Keyakinan terhadap takdir, menjunjung manusia ke arah ketabahan,
kepasrahan dan keteduhan hati.
Keihlasan, bak mutiara terpendam, menyorotkan cahaya pasrah, menyambut
keridhoan ilahi.
Peneladanan terhadapmu, wahai Nabiku, seringkali menggeser segala
kesukaan kami terhadap segenap penghuni bumi. Itulah sebabnya, kehambaan
kami bertahan hingga kini.
Saudari muslimah, berbahagialah dengan takdirmu, niscaya keabadian
menghampirimu dengan segala keindahannya.
Saudari muslimah, berbahagialah dengan keislamanmu, niscaya surga
dunia, juga surga akhirat, berkenan menyambutmu…
Wahai Ukhti….., pikirkanlah hal ini…..
Ukhti…Besarnya kerudungmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat
jihadmu menuju ridho tuhanmu, bahkan bisa jadi kerudung besarmu hanya
akan di jadikan sebagai identitasmu saja, supaya bisa mendapat gelar
akhwat dan di kagumi oleh banyak ikhwan, jangan sampai ya ukhti……….
Ukhti…tertutupnya tubuhmu Tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu,
keluargamu bahkan diri anti sendiri, coba perhatikan sekejap saja,
apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah
tertutupi, bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang
dengan tanpa di sadari melalui ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua
aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan
manis mu. jangan sampai ya ukhti……….
Ukhti…lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih dari pada
itu, tapi akankah kelembutan suara anti sama dengan lembutnya kasihmu
pada sauadaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada
semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu
Ukhti…lembutnya Parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu
selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat
penderitaan orang lain, akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya
hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.
Ukhti…Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu,
mungkinkah malam-malammu di lewati dengan rasa rindu menuju tuhanmu
dengan bangun di tengah malam dan di temani dengan butiran-butiran air
mata yang jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan tilawah yang tak
henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau
sebaliknya, malammu selalu di selimuti dengan tebalnya selimut setan
dan di nina bobokan dengan mimpi-mimpi dunia bahkan lupa kapan bangun
shalat subuh.
Ukhti…Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa, mencerdaskan sesama saudaramu
dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati
ilmu-ilmunya seperti yang anti dapatkan, ataukah anti tidak peduli sama
sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga
membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang
sangat mengerikan yaitu maksiat.
Ukhti…cantiknya wajahmu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap
saudaramu, temanmu bahkan diri anti sendiri, pernahkah anti menyadari
bahwa kecantikan yang anti punya hanya tiitpan ketika muda, apakah sudah
tujuh puluh tahun kedepan anti masih terlihat cantik.
Ukhti…tundukan pandanganmu yang jatuh ke bumi tidak menjamin sama dengan
tundukan semangatmu untuk berani menundukan musuh-musuhmu, terlalu
banyak musuh yang akan anti hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai
musuh hawa nafsu pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan
jahatmu,
Ukhti…lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat
menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat, coba anti perhatikan
dunia sekelilingmu masih banyak teman, saudara bahkan keluarga anti
sendiri belum merasakan manisnya islam dan iman mereka belum merasakan
apa yang anti rasakan, bisa jadi salah satu dari kleuargamu masih gemar
bermaksiat, sanggupkah anti menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka
bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup
dalam kemulyaan islam
Ukhti…tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada sang
kholikmu, anti adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu
mengintai dari semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua
setan mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak akan
lama lagi imanmu akan terobrak abrik oleh tipuan setan jika imanmu
tidak betul-betul di jaga olehmu, banyak cara yang harus anti lakukan
mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya di
lakukan sejak dari sekarang, kapan lagi coba….
Ukhti…Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu,
temanmu bahkan keluargamu sendiri, masih kah hatimu terpelihara dari
berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan ujub, pernahkah anti
membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah di raih dan merasa diri
paling wah, merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas
di tas rata-rasat akhwat yang lain, sekeras itukah haitmu, lalu di
manakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu
Ukhti…rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin infakmu ke mesjid atau
mushola, sadarkah anti kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih
terliat kosong dan menghawatirkan, tidakkah anti memikirkan infaq
sedikit saja, bahkan kalaupun infaq, kenapa uang yang paling kecil dan
paling lusuh yang anti masukan, maukah anti di beri rizki sepelit itu.
Ukhti…rutinnya ta’limmu tidak menjamin serutin puasa sunah senin kamis
yang anti laksanakan , kejujuran hati tidak bisa di bohongi, kadang
semangat fisik begitu bergelora untuk di laksankan tapi, semangat ruhani
tanpa di sadari turun drastis, puasa yaumul bith pun terlupakan apalagi
puasa senin kamis yang di rasakan terlalu sering dalam seminggu,
separah itukah hati anti, makanan fisik yang anti pikirkan dan ternyata
ruhiyah pun butuh stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana
akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi
Ukhti…manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap
sesamamu, kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang
sepanjang jalan yang anti lewati, sikap ramahmu pada orang anti temui
sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuex dan
menyebalkan, kalau itu kenyataanya bagaiamana orang lain akan simpati
terhadap dakwah kita., ingat!!! Dakwah tidak memerlukan anti tapi…
antilah yang memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah
Ukhti…rajinnya shalat malammu tidak menjamin keistiqomahan seperti rosulullah sebagai panutanmu,
Ukhti…ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang
kholikmu, masihkah anti senang bermanjaan dengan tuhanmu dengan shalat
duhamu, shalat malammu?
Ukhti…dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi,
akankah nama harummu di sia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah anti
ketika sang ikhwan akan segara menghampirimu
Ukhti…masih ingatkah anti terhadap pepatah yang masih teringiang sampai
saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik, jadi
siap-siaplah sang ikhwan akan menjemputmu di pelaminan hijaumu
Ukhti…Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk
dalam surga rabbmu. maka, tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang
molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul
terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu
Ukhti…muhasabah yang anti lakukan masihkah terlihat rutin dengan
menghitung-hitung kejelekan sikap anti yang di lakukan siang hari, atau
bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu,
sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan
sebelum tidur, anti tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal
apa itu muhasabah, kenapa muhasabah tidak di jadikan sebagai moment
untuk perbaikan diri bukankah akhwat yang baik hanya akan mendapatkan
ikhwah yang baik
Ukhti…pernahkah anti bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang
ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan
pasti, bukankah apa yang anti pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan
yaitu ingin mencari istri yang solehah, kenapa tidak dari sekarang anti
mempersiapkan diri menjadi seorang yang solehah
Ukhti…apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam
diri anti, seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama
nonton tv yang tidak karuan dan hanya akan mengeraskan hati sampai lupa
waktu, lupa Bantu 0rang tua, kapan akan menjadi anak yang biruwalidain,
kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan, mulai kapan anti akan
mendapat gelar akhwat solehah,
Ukhti… hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua
orang, sanggupkah anti menjaga izzah yang anti punya, atau sebaliknya
anti bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu
akan merusak citra akhwat yang lain, kadang orang lain akan mempunyai
persepsi di sama ratakan antara akhwat yang satu dengan akhwat yang
lain, jadi kalo anti sendiri membuat kekeliruan dalam akhlak maka akan
merusak citra akhwat yang lain
Ukhti…dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman
sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang
akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang solehah,
siapkah anti sekarang menjadi istri solehah yang selalu di
damba-dambakan oleh semua orang